Biolaku berdawai tak Bernada

Dalam separuh perjalanan di gurun yang luas
Terbesit keinginan bernyanyi senandung kasih
Kidung kegalauan hati,lewat nada-nada
Tarian angin yang membelai perasaan
Panas,terik,ketakutan akan kehausan cinta

Ada makna hitam di balik semua rasa
Tapi tak kan pernah ku harap iba dari siapa pun
Biarlah ku berjalan sendiri,di gersangnya pasir,panasnya siang ,dingin nya malam,diantara kesendirian,kesepian ,tanpa bekal apapun.
Hanya hati yang telah lusuh oleh kebosanan pencarian makna kasih,
dan biola yang telah usang dan goretan-goretan pena tentang nada-nada cinta

Ingin ku bernyayi untuk seseorang,diantara keletihanku .
Kuingin ku dia tahu ,peluh,desah dan impian ku hanya tentang dirinya.
Nyawa hanya seharga cinta
Dan cintaku bertaruh nyawa

Nada-nada cinta terdengar indah,mengalun bagai sayatan hatiku yang galau.
Jeritan biola seolah-olah mewakili jeritan hatiku.
Partirtur yang berserakan adalah arah tujuan ku yang tak pasti.
Lemah ,kehausan ,kelaparan adalah aku yang tak berdaya menemukan arti cinta

Berjalan tanpa tujuan yang pasti .
Tanpa teman,
Di tengah keganasan gurun
Hanya kematian hati yang ku takutkan.

Biarlah kunyanyikan sendiri
Akan mainkan nasibku sendiri
Biarlah kudengar lagi bait demi bait lagu cintaku sendiri
Di tengah gurun ini tanpa seorangpun yang tahu dan mau
Karena biolaku berdawai tanpa nada
Dan tak kan ada yang mendengarnya

Komentar