Ijinkan aku bermimpi

Setelah sekian lama merenungi dan menangisi,
dan kaki – kaki ini enggan berjalan kembali.
Saat mata biru ku sudah bosan menatap dunia
Dan semua raga ini telah jenuh dengan perjalanan hari ini,
Di bawah rindang pohon beringin di sore hari,
Meski mendekati malam,
Dan kalian menyebutnya senja.
Sayup –sayup ku mainkan nada – nada kebimbangan.
Bersama seruling yang lusuh,
Seruling ini telah menemani ku sejak semua nya bermula.
Dan tiap hari bahkan tiap hati ini akan berteriak lantang atas apa yang menjadi ketidakadilan,
Maka pelan – pelan ku tiup kan dengan lembut nafas kehidupan.
Lalu mengalunlah dengan ratapan suara atau kalian menyebutnya nada.
Jari – jari ini yang tadi nya membuat orang merogoh kantong nya,
Bergerak lambat, selambat angin yang bingung berarah.
Berhenti sejenak..........
Seandainya kalian ada disini pasti akan tertawa...
Ikut tertawa.
Karena aku tertawa kini,
Tertawa?
Ya.!!!
Air mata ku yang menertawakan ku hingga pun ikut tertawa
Meski aku tak tahu kenapa.
atau jangan – jangan dia (airmata) menertawakan kehidupan ku,
Seperti yang kemaren – kemaren.
Ach biarkan saja,
Anggap saja lalu.
Dan aku pun sudah berhenti tertawa.
Ku lanjutkan tiupan seruling dan kelihatannya masih bersama tawanya (airmata)
Ach……!!!
Aku sudah lelah,
Ijinkan aku tidur ya?
Biar besok saja saat embun yang katanya oang perawan, menyentuh dan memandikan kelusuhan baju dan rambut gimbal.
Saat kokok ayam, gongong anjing alas, serta berhentinya teriakan merdu jangkerik terdengar (tapi kalau berhenti kenapa terdengar?)
Dan waktu itu nanti semuanya kembali ramai seramai perut ku yang minta todongan lagi tentunya,
Todongan dari kantong – kantong para sang welas asih (sebutan kalau mereka memberi).
Mata sudah tertutup.
Nafas sudah membesarkan perut,
Hingga dengkuran membahana ( saking kerasnya) dihutan semen nan megah
Mimpi manis berbusana bidadari sudah hinggap di atas kepala gimbal.
Tapi………….
Ach…..!!!!!!
Kenapa ini.??!!!!!
Sosok hitam besar dan entah bagaimana menuliskan….
Mendatangi bidadari manis berbusana mimpi ku ( aku balik karena dunia ini memang suka membalikkan angan)
Dan kenapa ini……
Tidak kah ia kasihan pada bidadariku yang menjerit minta dikasihani …
(Kayaknya ia ingin bercumbu dengan ku)
Tapi kenapa ?!
Dan sebuah tamparan dingin mendarat di seluruh tubuh ini.
Gemetar dan terkejut.
Hingga seluruh raga ku basah.
Ini bukan keringat ku…..
Karena aromanya lain ( terbiasa dengan aroma tubuh sendiri)
Ku liat dengan jelas sosok hitam besar dan entah bagaimana menuliskan itu.
Ha….!!!!!!!!!!
Itu juragan ayu Surti sedang membawa gembor ( kalau gembor biasanya isinya air)

21/09/07

Komentar