ini malam kesekian
pekan kala galau tak kunjung usai. serupa tapi lebih hiperbolik, karena
malam ini galau ku bermandikan cahaya rembulan separuh purnama separuh
sabit yang artinya itu tidak jelas pendar atau tidak nya. galau ku
ditemani bintang - bintang yang berkejar-kejaran seperti kajool
berlarian dengan rahul di taman awan yang jelas - jelas putih. malam ini
pekat, lampu tetangga sudah pada mati semua, padam. dan malam ini
semilir angin menyelimuti dan membelai rambut seperemat panjang ku
dengan mempesona, kulihat di bibir kolam betapa rambutku berkibar-kibar
seperti sang saka 17an agustus, elok nian. Atau bayangkan saja rambutku
yang terkena angin itu seperti model iklan sampoo pencuci rambut yang
tergerai kemana mana, tersenyum, di gerai-gerai tersenyum lagi, lalu
ditutup dengan muncul lah seorang pria berwajah serampangan, bajunya
kelas menengah yang dipaksakan,muncul tiba - tiba lalu melonggo
terpesona berjam-jam hingga lupa menutup mulut dan berkata dengan penuh
penghayatan "waow", lalu sang model tersenyum puas, di urai rambutnya,
melirik dan berkedip-kedip manja di balik rambut lalu pergi dengan muka
yang mencurigakan. Dan lelaki yang datang tiba-tiba itu masih terpesona
kemudian menutup iklan dengan berkata "wao, pakailah sampo yang dipakai
gadis itu", dan iklan ditutup sekena-kena nya yang penting selesai demi
menghindari durasi.
intinya adalah bahwa malam ini bercermin kolam yang hampir kekeringan, di pantulan air diriku terlihat mempesona, paling tidak itu kata saya. Hal itu bisa dibuktikan dengan ikan-ikan kecil yang ada didalam nya memandangi aku diam dan melebarkan mulut.
lalu apa inti dari cerita diatas? saya sedang menunggu dewa segala urusan dan perkara. Ada banyak hal yang ingin aq mintakan pertanggung jawaban. Bukankah kalau malam-malam begini mereka turun?
nah itu dia, sekelebatan cahaya melesat cepat turun, cahaya nya putih berkilauan. hal ini sudah ku antisipasi. tadi siang sudah ku curi kacamata las hitam mak jojong, dengan begini aku tidak silau. sebelum selesai dewa serupa-rupa itu, menyelinap ketanah ku kejar dan ku tarik paksa tangan nya, pontang panting dan akhirnya berjatuhlah kami berdua, berdebam dengan tanah.
Aku : hei kamu berhenti
ku lepas kacamata las hitam dengan gaya ramboo
dewa serupa rupa dewa : *diam*
aku : kamu dewa urusan atau perkara apa.?
dewa serupa rupa dewa : bertanyalah anak muda, saya sudah tahu apa maksud kamu sebenarnya...
aku : kalau sudah tahu kenapa menyuruh aku bertanya? harus nya kamu langsung memberi tahu
dewa serupa rupa dewa : bertanyalah anak muda, karena sebenarnya jawaban itu tidak ada, cara kamu untuk memperoleh jawaban itulah jawaban sebenarnya.
aku : oke, kamu dewa apa...
dewa serupa rupa dewa : aku adalah makhluk dengan apa yang manusia namakan, aku adalah makhluk dengan kepandaian yang manusia tidak bisa fikirkan, aku adalah makhluk seperti apa yang manusia imajinasikan, dan aku adalah makhluk dengan apa yang manusia benci dan suka.
aku : oke, anggap saja kamu dewa seurusan dan seperkara-perkaranya
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :*tersenyum*
aku : kenapa kalian tidak adil membagi pada manusia
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : saya tahu apa yg kamu maksud tidak adil. begini, Adil adalah tidak sama. Adil adalah kesepakatan. dan kesepakatan berlaku dua cara, sepakat secara sepihak karena memang DIA pemberi atau sepakat karena mengharuskan interaksi, jika menurut kamu adil harus sama justru akan sangat tidak adil karena pada dasarnya kalian dilahirkan secara adil dengan membawa apa yang kalian sepakati dengan cara pertama tadi. Dan jika semua sama, maka tidak ada kanan dan kiri, karena adil adalah adanya kesepakatan antara kanan dan kiri sebagai simbolnya.
aku : kenapa kami harus berfikir
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : berfikir adalah cara manusia untuk bertahan hidup. dan kehidupan manusia tergantung dari cara dia berfikir
aku : kenapa kami harus merasakan
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : jika berfikir adalah jalan manusia, maka merasakan adalah wadah dan sarana untuk hidup. prilaku manusia akan terlihat dari bagaimana cara mereka merasakan
aku : kenapa kami harus berbagi
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : berbagi adalah cara sederhana untuk menempuh jalan dan memperbaiki kualitas wadah hidup. dalam berbagi ada merasakan, dalam berbagi ada berfikir, dan dalam berbagi ada cara untuk membagikan rasa
aku : lalu kenapa?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : tidak ada jawaban untuk pertanyaan itu, manusia dilahirkan untuk menjawab mengapa, pertanyaan ini bisa dijawab karena manusialah yang menciptakan pertanyaan itu sendiri. sedangkan kenapa adalah pertanyaan yang diciptakan manusia untuk menunjukkan kesombongan mereka. "diantara kerendahan hati sebenernya ada kesombongan jika kita terlibat didalam kesombongan itu", "bukan kah manusia adalah makhluk Tuhan yang sempurna namun lalai" itulah mengapa sebaiknya pertanyaan itu tidak terjawab.
aku : siapa dewa yang mengurusi asmara?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :tidak ada siapapun yang mengurusi hal itu.
aku : lalu kenapa?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :tidak ada jawaban
aku :mengapa
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : kalian diciptakan dari buah asmara, tumbuh dengan asmara, dan pergi dengan asmara yang kalian bawa masing - masing
aku : bagaimana asmara itu tumbuh
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :hati manusia itu seperti tanah, sedangkan asmara atau cinta itu seperti tanaman. ketika kalian sedang bersuka ria, apapun yang ada dalam hati itu akan tumbuh tidak peduli seperti apa rupa awalnya. sebatang tongkat bisa menjadi pohon, sebiji bisa menjadi pohon, daun bisa menjadi bunga, dan bunga bisa menjadi buah. semua terjadi secara tidak sengaja dan dapat terbantahkan awalnya. Dan kesedihan bisa mengeringkan hati, karena airnya telah kalian peras dengan tangisan, dan biji unggul dan pupuk pun tidak ada kuasa untuk tumbuh didalamnya.
aku : bagaimana membunuh yang sudah tumbuh di dalam hati
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : kalian ditakdirkan menjadi makhluk sempurna bahkan kuat, namun kalian tidak akan mampu untuk berfikir tentang cara membunuh
aku : kenapa?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :tidak ada jawaban
aku : mengapa?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : bukankah kalian adalah makhluk dengan kodrat selalu tumbuh? bukan selalu membunuh
aku : tetapi ada diantaranya yang bisa membinasakan
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :mereka tidak membinasakan,tetapi mereka menumbuhkan rasa yang tidak mereka miliki dan bukan pada tempatnya
aku : lalu bagaimana dengan rindu?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :*tersenyum* rindu adalah matahari dan bulan pada dunia hati. dialah yang menyinari dan membantu proses produksi tanaman pada hati kalian masing-masing. kalian bisa menikmatinya tapi tiada bisa menjangkau, kalian bisa melihat tapi tak akan lama, kalian bisa merasakan tapi tidak bisa untuk mendekat. rindulah yang mengorbit dan berputar dengan masa mereka masing-masing, dan siang atau malam kalian bergantung pada mereka. itulah kenapa tiada nya kerinduan bisa menyebabkan gelap dan padam.
aku : siapa yang bertanggung jawab atas rindu?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :tidak ada
aku : mengapa?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :kalianlah orang yang kalian rindukan sendiri
aku : bagaimana kalau saya merindukan seseorang?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : rindukanlah seperti apa - apa yang kalian inginkan namun tidak dimiliki, rindukanlah seperti apa yang kalian rasakan namun tidak ada. rindukanlah seperti kalian merasakan apa saja yang bagi kalian pantas untuk di fikirkan.
aku : bagaimana jika kita merindukan seseorang namun dia tidak tahu
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : kalian lebih sering mendahulukan kewajiban atas hak yang kalian ajukan dibanding mendahulukan hak atas kewajiban yang seharusnya kalian lakukan. rindukanlah saja, biarkan kalian memiliki apa yang tidak dimiliki, biarlah kalian merasakan atas apa yang tidak ada, rindukanlah hingga kalian menjadi pantas karena berfikir. orang yang merindukan seseorang akan lebih pantas untuk dirindukan seseorang, karena dia lebih sering berfikir atas kepantasan yang ada pada dirinya.
aku : apakah saya pantas dirindukan
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :kamu tidak akan pantas dirindukan selama kamu tidak berfikir, merasa, berbagi dan memenuhi syarat dan cara untuk menghargai rasa rindu
aku : *menyeruput kopi* kesimpulan nya?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :kamu adalah manusia yang sudah diciptakan adil, terutama adil untuk menikmati rindu dan menerima rindu dari kepantasan yang sudah kamu buat dengan sebaik-baiknya berfikir, sebaik-baiknya merasakan, sebaik-baiknya berbagi dan sebaik-baiknya cara untuk menikmati rindu. karena mereka yang dirindukan adalah jalan untuk memperbesar kepantasan dan proses tumbuhnya kita. jadi mereka yang dirindukan bukan tujuan, karena akhir dari semua itu sama.
aku : *menyeruput kopi*
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :*diam*
aku : *menyeruput kopi*
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :*diam*
aku : *menyeruput kopi*
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :*diam*
aku : *memejamkan mata*
tiba-tiba ayam berkokok sahut-sahutan mirip lomba menyanyi, matahari masih ke -pink pink - an, masih jauh dari kata menyembul dari ufuk timur. masih sendiri di pinggir kolam, dengan wajah terlena malam, mata seperti habis kena tinju kiri chrisjon berkali-kali. Mencoba membodohi diri dengan menggaruk kepala, semakin yakin kalau iklan yang ada "waownya" itu bohong, karena kepala justru semakin gatal.masuk ke kamar, menarik selimut. dan kokok ayam adalah musik jazz atau mungkin harmoni mozzart 19 penghantar tidur. dan aku "menutup pagi" dengan tidur.
sengaja mempermainkan kata pengganti
*ditulis saat kelaparan dan galau menyatu padu - toru 21/9/12 @citeureup*
*4some1*
intinya adalah bahwa malam ini bercermin kolam yang hampir kekeringan, di pantulan air diriku terlihat mempesona, paling tidak itu kata saya. Hal itu bisa dibuktikan dengan ikan-ikan kecil yang ada didalam nya memandangi aku diam dan melebarkan mulut.
lalu apa inti dari cerita diatas? saya sedang menunggu dewa segala urusan dan perkara. Ada banyak hal yang ingin aq mintakan pertanggung jawaban. Bukankah kalau malam-malam begini mereka turun?
nah itu dia, sekelebatan cahaya melesat cepat turun, cahaya nya putih berkilauan. hal ini sudah ku antisipasi. tadi siang sudah ku curi kacamata las hitam mak jojong, dengan begini aku tidak silau. sebelum selesai dewa serupa-rupa itu, menyelinap ketanah ku kejar dan ku tarik paksa tangan nya, pontang panting dan akhirnya berjatuhlah kami berdua, berdebam dengan tanah.
Aku : hei kamu berhenti
ku lepas kacamata las hitam dengan gaya ramboo
dewa serupa rupa dewa : *diam*
aku : kamu dewa urusan atau perkara apa.?
dewa serupa rupa dewa : bertanyalah anak muda, saya sudah tahu apa maksud kamu sebenarnya...
aku : kalau sudah tahu kenapa menyuruh aku bertanya? harus nya kamu langsung memberi tahu
dewa serupa rupa dewa : bertanyalah anak muda, karena sebenarnya jawaban itu tidak ada, cara kamu untuk memperoleh jawaban itulah jawaban sebenarnya.
aku : oke, kamu dewa apa...
dewa serupa rupa dewa : aku adalah makhluk dengan apa yang manusia namakan, aku adalah makhluk dengan kepandaian yang manusia tidak bisa fikirkan, aku adalah makhluk seperti apa yang manusia imajinasikan, dan aku adalah makhluk dengan apa yang manusia benci dan suka.
aku : oke, anggap saja kamu dewa seurusan dan seperkara-perkaranya
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :*tersenyum*
aku : kenapa kalian tidak adil membagi pada manusia
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : saya tahu apa yg kamu maksud tidak adil. begini, Adil adalah tidak sama. Adil adalah kesepakatan. dan kesepakatan berlaku dua cara, sepakat secara sepihak karena memang DIA pemberi atau sepakat karena mengharuskan interaksi, jika menurut kamu adil harus sama justru akan sangat tidak adil karena pada dasarnya kalian dilahirkan secara adil dengan membawa apa yang kalian sepakati dengan cara pertama tadi. Dan jika semua sama, maka tidak ada kanan dan kiri, karena adil adalah adanya kesepakatan antara kanan dan kiri sebagai simbolnya.
aku : kenapa kami harus berfikir
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : berfikir adalah cara manusia untuk bertahan hidup. dan kehidupan manusia tergantung dari cara dia berfikir
aku : kenapa kami harus merasakan
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : jika berfikir adalah jalan manusia, maka merasakan adalah wadah dan sarana untuk hidup. prilaku manusia akan terlihat dari bagaimana cara mereka merasakan
aku : kenapa kami harus berbagi
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : berbagi adalah cara sederhana untuk menempuh jalan dan memperbaiki kualitas wadah hidup. dalam berbagi ada merasakan, dalam berbagi ada berfikir, dan dalam berbagi ada cara untuk membagikan rasa
aku : lalu kenapa?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : tidak ada jawaban untuk pertanyaan itu, manusia dilahirkan untuk menjawab mengapa, pertanyaan ini bisa dijawab karena manusialah yang menciptakan pertanyaan itu sendiri. sedangkan kenapa adalah pertanyaan yang diciptakan manusia untuk menunjukkan kesombongan mereka. "diantara kerendahan hati sebenernya ada kesombongan jika kita terlibat didalam kesombongan itu", "bukan kah manusia adalah makhluk Tuhan yang sempurna namun lalai" itulah mengapa sebaiknya pertanyaan itu tidak terjawab.
aku : siapa dewa yang mengurusi asmara?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :tidak ada siapapun yang mengurusi hal itu.
aku : lalu kenapa?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :tidak ada jawaban
aku :mengapa
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : kalian diciptakan dari buah asmara, tumbuh dengan asmara, dan pergi dengan asmara yang kalian bawa masing - masing
aku : bagaimana asmara itu tumbuh
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :hati manusia itu seperti tanah, sedangkan asmara atau cinta itu seperti tanaman. ketika kalian sedang bersuka ria, apapun yang ada dalam hati itu akan tumbuh tidak peduli seperti apa rupa awalnya. sebatang tongkat bisa menjadi pohon, sebiji bisa menjadi pohon, daun bisa menjadi bunga, dan bunga bisa menjadi buah. semua terjadi secara tidak sengaja dan dapat terbantahkan awalnya. Dan kesedihan bisa mengeringkan hati, karena airnya telah kalian peras dengan tangisan, dan biji unggul dan pupuk pun tidak ada kuasa untuk tumbuh didalamnya.
aku : bagaimana membunuh yang sudah tumbuh di dalam hati
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : kalian ditakdirkan menjadi makhluk sempurna bahkan kuat, namun kalian tidak akan mampu untuk berfikir tentang cara membunuh
aku : kenapa?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :tidak ada jawaban
aku : mengapa?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : bukankah kalian adalah makhluk dengan kodrat selalu tumbuh? bukan selalu membunuh
aku : tetapi ada diantaranya yang bisa membinasakan
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :mereka tidak membinasakan,tetapi mereka menumbuhkan rasa yang tidak mereka miliki dan bukan pada tempatnya
aku : lalu bagaimana dengan rindu?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :*tersenyum* rindu adalah matahari dan bulan pada dunia hati. dialah yang menyinari dan membantu proses produksi tanaman pada hati kalian masing-masing. kalian bisa menikmatinya tapi tiada bisa menjangkau, kalian bisa melihat tapi tak akan lama, kalian bisa merasakan tapi tidak bisa untuk mendekat. rindulah yang mengorbit dan berputar dengan masa mereka masing-masing, dan siang atau malam kalian bergantung pada mereka. itulah kenapa tiada nya kerinduan bisa menyebabkan gelap dan padam.
aku : siapa yang bertanggung jawab atas rindu?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :tidak ada
aku : mengapa?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :kalianlah orang yang kalian rindukan sendiri
aku : bagaimana kalau saya merindukan seseorang?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : rindukanlah seperti apa - apa yang kalian inginkan namun tidak dimiliki, rindukanlah seperti apa yang kalian rasakan namun tidak ada. rindukanlah seperti kalian merasakan apa saja yang bagi kalian pantas untuk di fikirkan.
aku : bagaimana jika kita merindukan seseorang namun dia tidak tahu
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya : kalian lebih sering mendahulukan kewajiban atas hak yang kalian ajukan dibanding mendahulukan hak atas kewajiban yang seharusnya kalian lakukan. rindukanlah saja, biarkan kalian memiliki apa yang tidak dimiliki, biarlah kalian merasakan atas apa yang tidak ada, rindukanlah hingga kalian menjadi pantas karena berfikir. orang yang merindukan seseorang akan lebih pantas untuk dirindukan seseorang, karena dia lebih sering berfikir atas kepantasan yang ada pada dirinya.
aku : apakah saya pantas dirindukan
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :kamu tidak akan pantas dirindukan selama kamu tidak berfikir, merasa, berbagi dan memenuhi syarat dan cara untuk menghargai rasa rindu
aku : *menyeruput kopi* kesimpulan nya?
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :kamu adalah manusia yang sudah diciptakan adil, terutama adil untuk menikmati rindu dan menerima rindu dari kepantasan yang sudah kamu buat dengan sebaik-baiknya berfikir, sebaik-baiknya merasakan, sebaik-baiknya berbagi dan sebaik-baiknya cara untuk menikmati rindu. karena mereka yang dirindukan adalah jalan untuk memperbesar kepantasan dan proses tumbuhnya kita. jadi mereka yang dirindukan bukan tujuan, karena akhir dari semua itu sama.
aku : *menyeruput kopi*
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :*diam*
aku : *menyeruput kopi*
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :*diam*
aku : *menyeruput kopi*
dewa seurusan dan seperkara-perkaranya :*diam*
aku : *memejamkan mata*
tiba-tiba ayam berkokok sahut-sahutan mirip lomba menyanyi, matahari masih ke -pink pink - an, masih jauh dari kata menyembul dari ufuk timur. masih sendiri di pinggir kolam, dengan wajah terlena malam, mata seperti habis kena tinju kiri chrisjon berkali-kali. Mencoba membodohi diri dengan menggaruk kepala, semakin yakin kalau iklan yang ada "waownya" itu bohong, karena kepala justru semakin gatal.masuk ke kamar, menarik selimut. dan kokok ayam adalah musik jazz atau mungkin harmoni mozzart 19 penghantar tidur. dan aku "menutup pagi" dengan tidur.
sengaja mempermainkan kata pengganti
*ditulis saat kelaparan dan galau menyatu padu - toru 21/9/12 @citeureup*
*4some1*
Komentar