Adalah mimpi yang telah membawa, mengenalkan ku pada dunia dan keagungan
sayap - sayap yang selalu menutupi pesona senyum mu. Bersama sepoi
-sepoi pikiran ringan, terbang menjauhi bumi karena malu bertemu dengan
mu. Nyanyian terdengar merdu, tapi begitu koyak dan hilang keanggunan
saat nada bicara mu menanyakan barang sesuatu dari diriku, entah kenapa
dan mengapa ?, burung nuri dan cendrawasih dulu suka memuji,
menyanyikan, menyanjung ku bersama pagi berseri kini ikut terdiam
bersama dan saat kau bersenandung. Ini nyata dan bukan rayuan, karena
aku tidak mungkin merayu wanita yang sudah terpuji dan nyata layaknya
dirimu. Pernah kah kau mencium semerbak wangi kesturi yang masih
merona?, pasti kamu bingung dan bertanya seperti apa !. Jelas saja kamu
tidak akan bisa menciumnya karena kesturi itu berada dalam genggaman mu
yang tanpa sengaja kau tebar bersama gemulai tangan menarikan nada -
nada kesetiaan. Dan ternyata kesturi itu tumbuh di dalam hati mu yang
sejuk dan damai, ia subur disana. Nyiur kelapa itu dulu tegak berdiri,
sekarang mencondonkan tubuhnya seolah - olah sujud sembahnya saat datang
tuan putri dari kereta kencana yang berkuda kelembutan, dan ia sodorkan
buah kelapa berair segar untukmu, meskipun semua orang tahu kalau pohon
itu sedang kelelahan mengejar cintamu.
Sudah hilangkah lelahmu ?, jika kau belum puas, biar ku ambilkan angin dari gunung ketegaran bersama aroma hutan pinus supaya tenang dan senang dirimu bersama ku hari ini. Seandainya pujian ini terucap, seandainya rasa ini kamu tahu maka organ tubuh yang paling bersalah dan berdosa adalah mulut ku, Kenapa??, karena sudah lama aku memendam rasa, karena sudah lama aku menaruh rasa hati ini, hari demi hari aku terus berupaya menjaga supaya bibir ini mau berkompromi tidak akan mengucapkan kepadamu barang sekata. KAmu tahu kenapa? saat rasa ini masih terpendam, disitu cinta ku tertata rapi dan manis menunggu datang nya istirahat mu kembali. Rasa dan angan mu mau memantik api supaya lilin dalam hati ini menerangi cintaku yang tersembunyi disana.
Terima kasih untuk mu ( cinta yang tak mungkin ku ungkap, entah sampai kapan ??)
atau biarkan tertulis dalam lembaran diary cintaku.
Sudah hilangkah lelahmu ?, jika kau belum puas, biar ku ambilkan angin dari gunung ketegaran bersama aroma hutan pinus supaya tenang dan senang dirimu bersama ku hari ini. Seandainya pujian ini terucap, seandainya rasa ini kamu tahu maka organ tubuh yang paling bersalah dan berdosa adalah mulut ku, Kenapa??, karena sudah lama aku memendam rasa, karena sudah lama aku menaruh rasa hati ini, hari demi hari aku terus berupaya menjaga supaya bibir ini mau berkompromi tidak akan mengucapkan kepadamu barang sekata. KAmu tahu kenapa? saat rasa ini masih terpendam, disitu cinta ku tertata rapi dan manis menunggu datang nya istirahat mu kembali. Rasa dan angan mu mau memantik api supaya lilin dalam hati ini menerangi cintaku yang tersembunyi disana.
Terima kasih untuk mu ( cinta yang tak mungkin ku ungkap, entah sampai kapan ??)
atau biarkan tertulis dalam lembaran diary cintaku.
Komentar